Foto : MaenbalBandung/Surya

MBCOM – Empat bintang pertanda juara akan tersemat di atas logo Persib mulai musim 2025/2026 baik itu di jersey atau media lainnya. Ya, dua musim terakhir ini Persib mampu melakukan back to back dan menggenapi raihan 4 kali juara di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Perolehan trofi ini menyamai capaian Persipura Jayapura yang sempat menjadi tim paling konsisten di kompetisi Indonesia Super League. Uniknya, Persib meraih 4 gelar juara dengan format kompetisi yang berbeda-beda.

Musim 1994/1995 ketika PSSI melebur dua kompetisi Perserikatan dan Galatama menjadi Liga Indonesia edisi pertama, Persib yang tampil sebagai jawara Perserikatan edisi terakhir mampu tampil perkasa dalam kepungan klub-klub alumni Galatama.

Dimainkan dengan format dua wilayah dengan masing-masing wilayah terdiri dari 17 klub, Robby Darwis dkk berhasil lolos ke babak 8 Besar, sekaligus menjadi wakil satu-satunya alumni klub Perserikatan dan harus bersaing dengan 7 klub alumni Galatama.

Perlahan tapi pasti, skuad asuhan Indra Thohir yang saat itu memiliki filosofi bermain “passing and running game” berhasil menaklukan Petrokimia Putra di pertandingan final. Hebatnya lagi, Persib dengan skuad lokal dapat menaklukan klub-klub yang cukup memiliki uang untuk memakai pemain asing.

Selepas itu, Persib sulit meraih kejayaan kembali meskipub pernah ditukangi pelatih yang sama, Indra Thohir pada tahun 2005. Berbagai upaya lain juga pernah dilakukan dengan mendatangkan pemain asing untuk pertama kali pada tahun 2003. Dalam proses mengakhiri puasa gelar, Persib malah terpuruk pada musim 2003 dan 2006. Klub kebanggaan Bobotoh hampir degradasi namun tertolong berbagai kebijakaan akibat force major kala itu.

19 tahun kemudian, ISL 2014 digelar dengan format dua wilayah. Hal berbeda dari musim-musim sebelumnya yang diselenggarakan dengan format kompetisi penuh. Djanur yang menukangi Persib di musim keduanya mampu membuktikan diri dengan gaya bermain mapay gawirnya. Pemilik trofi terbanyak saat itu, Persipura menjadi lawan yang harus ditaklukan di final. Melalui drama panjang, akhirnya Achmad Jufriyanto -Jupe- mampu menjadi penentu kemenangan di laga final melalui adu penalti.

Bintang kedua itu akhirnya dapat diraih dan dengan format kompetisi yang sama seperti tahun 1995. Setelah itu, Persib seolah belum berjodoh dengan format kompetisi penuh. Prestasi terbaik adalah menjadi runner up saat Bali United menjadi kampiun. Hingga akhirnya pada musim 2023/2024 Persib berhasil menjadi kampiun dibalik masalah internal yang hadir.

Luis Milla mengundurkan diri saat kompetisi masih berjalan, Bobotoh sempat menepi akibat tak sejalan dengan kebijakan manajemen, namun Bojan Hodak mampu membalikan keraguan publik sepakbola Bandung pada saat itu. Format Championship Series yang saat itu baru digunakan PT Liga Indonesia Baru (LIB), semakin menambah kuat feeling Bobotoh bahwa ini format keberuntungan bagi Persib.

Akhirnya, Persib mampu finish di empat besar dan lolos ke final. Bobotoh Kembali hadir usai menepi karena menganggap sulit mendapatkan tiket online. Di partai final leg pertama, Persib menang besar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Pada leg kedua, Madura United yang bermain di hadapan publiknya sendiri tak mampu membalas, malah kembali kalah dengan gol yang sama, 3 gol bersarang lagi di gawang Madura United. Ya, Persib juara di Madura dengan format Championship Series.

Musim selanjutnya, format kompetisi penuh kembali digunakan. Mitos Persib tak pernah juara dengan format itu Kembali muncul ke permukaan. “Persib tanpa Championsip Series bisa apa?” kalimat seperti itu mulai bermunculan dari pihak lain. Tapi, Bojan kembali mengubur mitos-mitos yang berhubungan dengan Persib.

Setelah menepis mitos juara tanpa pelatih asing, Bojan juga bisa menepis kalau Persib sulit juara dengan format kompetisi penuh. Bukan hanya membuktikan jika Persib dapat juara dengan format kompetisi penuh, tapi ia juga mampu membawa Persib juara lagi. Bintang keempat, Persib JU4RA DEUI!!! Dengan format kompetisi penuh. Hingga saat ini, baru Persib yang dapat juara dengan tiga format kompetisi.

Ditulis oleh : Indra Santira, yang akrab disapa “Coach” dengan akun Instagram @indrajaya23
Editor : Rohendi Kurniawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *